Senin, 26 Januari 2015

Pimpinan KPK Dilaporkan ke Polri, Ketua DPR: Belum Tentu Laporannya Benar

Jakarta - Setelah Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto ditetapkan sebagai tersangka, ternyata 3 pimpinan KPK lainnya sudah dan akan dilaporkan ke Mabes Polri. Ketua DPR Setya Novanto berharap kasus-kasus ini ditangani secara profesional tanpa ada unsur politis.

"Kita harapkan kepolisian tangani secara arif, tidak ada hal-hal berbau politik. Saya yakin kepolisian akan hadapi ini dengan profesional," kata Novanto di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (27/1/2015).

Novanto meminta semua pihak menjalani proses hukum sebaik-baiknya. Belum tentu aduan yang dilaporkan ke Bareskrim itu juga benar.

"Jalani sebaik-baiknya. Jangan menuduh terlebih dahulu tapi lihat substansi dari yang mengadukan, kan belum tentu benar juga yang dilaporkan," ucap Waketum Golkar hasil Munas Bali ini.

Novanto menghargai pembentukan tim 7 oleh Presiden Jokowi untuk mengatasi kisruh KPK-Polri saat ini. Tim independen ini harus bisa memberikan masukan yang objektif ke presiden.

"Ini bentuk kenegaraan presiden, tidak utamakan kekuasaan tapi hukum. Yang kita harapkan, tim independen jalankan objektif dan transparan dan tidak lakukan hal-hal yang jadi persoalan yang baru. Justru beri pertimbangan, saran, agar ada solusi yg terbaik dan secepat mungkin," jelasnya.

Waspadai Jebakan Video Porno Berisi Virus di Faceboo


Begini Cara Menangkal Malware Jahat di Smartphone

Liputan6.com, Jakarta - Pengguna Facebook harus lebih berhati-hati meng-klik konten asing di layanan tersebut. Pasalnya kini beredar sebuah video porno, yang ternyata berisi malware dan telah menyerang ratusan ribu pengguna.

Lebih dari 110 ribu pengguna Facebook telah menjadi korban malware ini dalam waktu hanya dua hari. Para korban sebelumnya meng-klik sebuah link di video porno, dengan keterangan harus mengunduh pembaruan Flash Player untuk melihat video tersebut secara keseluruhan.

Alih-alih mendapatkan pembaruan Flash Player, link video tersebut justru berisi malware. Cara penyebaran malware ini cukup sederhana. Pengguna pada awalnya disuguhi preview sebuah video porno, kemudian mereka diminta mengunduh 'Flash Player' untuk bisa melanjutkan menonton video tersebut.




Flash Player itu sebenarnya palsu dan hacker menggunakannya sebagai pengunduh malware. Menurut peneliti keamanan Mohammad Faghani yang pertama kali menemukan malware tersebut, ketika malware diunduh dan masuk ke sistem komputer korban, software berbahaya itu akan membajak gerakan keyboard dan mouse pengguna.

Untuk menghindari deteksi instant sistem otomatis Facebook, video berisi malware itu tidak sekaligus 'menyerbu' pengguna. Caranya dengan hanya men-tag kurang dari 20 pengguna dalam satu video.

Pihak Facebook dalam pernyataannya mengatakan, telah menggunakan sejumlah sistem otomatis untuk mengidentifikasi link berbahaya dan menghentikannya agar tidak tersebar. Perusahaan juga sadar bahwa ada berbagai jenis malware yang disebar melalui link di situs media sosial.

"Kami memblokir link penipuan, memberikan opsi pembersihan, dan mengupayakan langkah-langkah tambahan untuk memastikan bahwa orang-orang dapat terus merasa aman di Facebook," jelas Facebook, seperti dilansir IB Times, Rabu (4/2/2015).